Friday, June 3, 2011

Penggunaan Kosmetik yang Mengandung Zat – Zat Berbahaya di Masyarakat


Konsumsi masyarakat terhadap produk-produk cenderung terus meningkat, seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat. Sementara itu pengetahuan masyarakat masih belum memadai untuk dapat memilih dan menggunakan produk secara tepat, benar dan aman. Di lain pihak iklan dan promosi secara gencar mendorong konsumen untuk mengkonsumsi secara berlebihan dan seringkali tidak rasional.
Seperti halnya pada wanita, wanita sangat identik dengan penampilan. Bagi mereka, penampilan adalah segalanya. Biasanya para wanita merias diri mereka dengan menggunakan kosmetik khususnya untuk merias wajah untuk melengkapi penampilan mereka.
Namun, ternyata tidak semua kosmetik berbahan dasar aman. Banyak produsen yang menggunakan zat – zat berbahaya dalam memproduksi kosmetiknya. Produk tersebut tidak mempunyai kode produksi atau lolos dari penelitian BPOM. Namun, produk tersebut tetap dijual bebas di pasaran karena lemahnya pemerintah kita dalam menanggulangi hal semacam itu.
Biasanya, kosmetik yang mengandung zat berbahaya tersebut dijual dengan harga yang sangat murah dan mempunyai tampilan serta kemasan yang menarik layaknya kosmetik yang berharga mahal. Para produsen pun membuat kosmetik dengan warna – warna yang menarik. Hal itu membuat para konsumennya semakin tertarik untuk membelinya, terutama para konsumen tingkat menengah ke bawah (Azhara & Khasana, 2009: 83).
Ketika dilakukan penelitian pada sebuah kosmetik yang cukup bermerek, produsen tidak mengakui bahwa kosmetik itu berbahaya. Namun setelah diteliti ulang, karena material murni mahal harganya, produsen mengakui bahwa produknya menggunakan material murah. Hal itu membuktikan bahwa sebaiknya bagi para konsumen wanita, sebaiknya lebih berhati – hati dalam mencari kosmetik, khususnya kosmetik wajah.
Beberapa produk memang menawarkan harga yang relatif murah dengan hasil yang cepat. Namun, sesuatu yang instan biasanya menggunakan zat kimia lebih banyak daripada biasanya, belum lagi jika zat tersebut adalah zat yang berbahaya.
Para wanita yang memang identik dengan kosmetik, menjadi korban dalam situasi ini. Terutama para wanita yang berumur 18 – 25 tahun dengan ekonomi menegah hingga menengah kebawah yang merupakan khalayak sasaran dalam kampanye ini. Wanita dengan usia dan ekonomi mereka merupakan pengguna kosmetik yang berbahaya terbesar menurut data – data yang telah didapat penulis. 


Faktor – faktor yang mempengaruhi penggunaan kosmetik di masyarakat
Faktor – faktor yang mempengaruhi penggunaan kosmetik di masyarakat menurut Anggiatama (2008), adalah :
1)                  Para wanita mempunyai banyak masalah kulit. Memasuki usia remaja manusia melewati fase biologis yang berpengaruh pada faktor hormonal, diantaranya berakibat pada berubahnya karakter kulit.
2)                  Kecantikan diyakini oleh para wanita dapat memberikan rasa percaya diri sehingga dapat memberikan akses kepada mereka untuk dapat lebih berani mengekspresikan potensi mereka dalam mencapai prestasi.
3)                  Pada usia ini, para wanita sudah mulai mengenal kehidupan romantika atau dengan kata lain mencari solusi bagaimana cara untuk menarik perhatian lawan jenis.
4)                  Untuk tampil cantik, memerlukan biaya perawatan yang sangat mahal, sedangkan secara financial mereka masih sangat bergantung pada orang tua. Maka mereka membeli kosmetik murah namun tidak memperhatikan kualitasnya.
5)                  Adanya keinginan untuk menjadi sempurna seperti idola mereka.

No comments:

Post a Comment